Padatnya jakarta menjadi rutinitas wajib bagi masyarakat ibukota. Itulah yang mulai saya temukan saat ketiga kalinya tiba di tempat ini. Mereka bangun mulai fajar dan pulang menjelang petang bahkan tak jarang terkadang seharian harus bekerja guna mencari penghasilan di ibukota. Sebagai kota bisnis dan pusat kota, tentunya jakarta memiliki daya tarik tersendiri mengapa dengan kepadatan dan keramaian yang seperti ini masih banyak orang memilih merantau di jakarta, tentunya adalah karena disini banyak uang.
Surabaya saja yang kita ketahui sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, masih dirasa cukup nyaman dan tidak sepadat di Jakarta. Biaya hidup yang masih lebih rendah dibandingkan ibukota menjadi daya tarik sendiri untuk memikat banyak orang bekerja dan hidup di kota pahlawan. Seperti saya contohnya, kurang lebih hampir 7 tahun saya tinggal di Surabaya semasa kuliah di ITS. Saya kenal betul bagaimana masyarakat di surabaya, rasa makananya, kegiatan masyarakatnya hingga budaya yang saya temui disini.
Mengerjakan tugas akhir adalah momen yang sangat bersejarah bagi saya selama kuliah di Surabaya. Selayaknya mahasiswa lainya, tugas akhir merupakan titik akhir dari seluruh hasil kumpulan mata kuliah yang telah dipelajari sebelumnya untuk menjadi bekal dalam menyelesaikan tugas akhir. Merancang sepeda listrik awalnya saya mencari sepeda listrik bekas yang dijual dengan harga yang miring. Nantinya sepeda listrik bekas ini menjadi bahan awal yang akan saya rancang/modif sebagai sepeda listrik dengan desain dan konsep yang baru dari saya. Karena dengan membuat/merancang sebuah sepeda listrik mulai dari nol cukup memerlukan tenaga dan waktu yang lama, belum lagi kita harus memiliki workshop sebagai mitra untuk membuatkan prototipe tersebut. Berawal dari sepeda listrik bermerk "Selis" tipe BMX waktu itu saya beli dari seorang bapak di surabaya dengan harga 2,8jt kondisi sepeda masih cukup baru dan tidak terlalu lama. Dengan alasan si anak tidak suka dan merasa lebih nyaman menggunakan sepeda biasa daripada sepeda listrik akhirnya sepeda tersebut dijual kepada saya guna sebagai bahan tugas akhir saya.
Setelah mendapatkan bahan untuk modal perancangan saya, sembari mencari refrensi sepeda listrik dan bimbingan ke kampus, saya juga mulai mencari workshop sebagai mitra untuk membuat prototipe sepeda listrik saya. Di surabaya sebenarnya banyak bengkel maupun workshop UKM yang sudah berpengalaman di bidang sepeda tetapi untuk tugas akhir saya bermitra dengan workshop Langlanglow Garage, Langlang Ariya Saloka, S.T. sebagai pemilik workshop adalah lulusan Desain Produk ITS seperti saya, beliau memiliki pengalaman dalam semua hal yang berkaitan dengan sepeda, beliau juga aktif dengan komunitas sepeda lowrider Surabaya dan cukup dikenal di kalangan komunitas, karyanya sudah banyak memenangkan kontes sepeda baik di Surabaya maupun luar Surabaya, berbagai konsumen juga telah banyak membuatkan prototipe di workshop ini mulai dari pribadi, bisnis hingga dosen untuk penelitian.
Buat anda yang ingin bermitra dengan Mas Langlang silahkan bisa dihubungi di nomer dan sosial medianya. Informasi lebih lanjut juga bisa menghubungi saya.
Mau tau bagaimana serunya proses pembuatan sepeda listrik tugas akhir saya di workshop Mas Langlang? Sampai ketemu di tulisan blog saya selanjutnya.
Salam Desainer
Ciputat, Kamis 21 Maret 2019

0 Komentar