Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat hidayah-Nya sehingga SMK Pesantren Darul Dakwah telah melaksanakan kegiatan Workshop Kurikulum guna menyambut tahun ajaran baru. Tak lupa Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad, Suri tauladan seluruh umat hingga akhir hayat, semoga dengan kita bersholawat kepada Nabi kita mendapatkan syafaat di yaumil akhir kelak.

Hari ini, Sabtu 25 Juli 2020. Kegiatan Workshop Kurikulum SMK Pesantren Darul Dakwah lebih baik dan lebih lengkap dari tahun sebelumnya. Workshop ini adalah workshop yang kedua bagi saya dan jujur saya banyak belajar dan banyak ilmu baru yang saya dapatkan dari kegiatan ini. Pada workshop kali ini berkesempatan hadir Bapak Abdullah Irokhi, sebagai Pengawas dan Narasumber kegiatan workshop kali ini.

SMK Pesantren Darul Dakwah hingga saat ini terus berupaya dan berusaha untuk menjadi sekolah yang melahirkan generasi muda milennial yang siap mampu bekerja dan juga mengedepankan akhlakul Karimah lewat kegiatan agama (Diniyah Pondok). Dengan menyediakan jurusan Desain Komunikasi Visual sebagai jurusan yang awal dan baru di Mojokerto. Mari kita doakan semoga semuanya mulai dari santri, guru, masyarakat yang sudah mengantarkan putra putrinya tercinta untuk belajar di pondok ini, Doakan, agar mampu berjalan lancar dan sukses di kemudian hari insya Allah. Aamiin...

Di awal workshop, Bapak Abdullah Irokhi, beliau menyampaikan bagaimana sebenernya dia sangat respect dan menghormati kepada sekolah yang selain menanamkan ilmu dunia, juga tidak lupa untuk membekali dengan ilmu agama. Beliau juga melihat masa depan bangsa akan hancur dan bisa rusak jika pelajar atau siswa saat ini sudah banyak yang tidak belajar agama. Pesan itu bagi saya adalah motivasi saya sendiri sebagai guru tentunya, bahwa jika berharap dengan imbalan/gaji seorang guru apalah artinya, tetapi disitulah seninya menjadi guru, bukan hanya sekedar kesabaran yang harus dimiliki namun juga nilai pengabdian dan pengorbanan untuk mendidik seorang siswa/santri.

Bapak Abdullah Irokhi selaku pengawas juga mengingatkan bahwa pengawas saat ini berbeda dengan pengawas zaman dahulu. Jika dulu masih sering banyak pengawas yang ditakuti atau menjadi momok sehingga kerap dicap sebagai musuh pada saat akreditasi ataupun masalah administrasi. Berbeda dengan sekarang pengawas lebih kepada seorang yang membina dan membimbing, mengapa demikian? Beliau mengatakan bahwa jangan sampai sekolah saat ini masih sama modelnya dengan zaman dulu, kita hidup di zaman modern yang selalu berkembang dan maju, kita harus belajar bersama dan sama sama belajar, kita juga harus kompeten untuk menjadi seorang guru pengajar, sekolah juga dituntut mampu mengeluarkan lulusan yang siap kerja bagi SMK maupun siap melanjutkan studi yang lebih tinggi bagi SMA, ataupun bisa kedua duanya.

Selain itu, saya juga berkesempatan untuk bertanya kepada beliau. Karena mungkin pertanyaan saya beberapa tahun belakangan ini menjadi unek-unek saya dalam mengajar. Karena saya juga bukan background lulusan keguruan maka saya harus banyak bertanya dan belajar.

Poin pertama yang saya tanyakan adalah terkait dengan Buku dan Modul tentang yang saya ajar yaitu pelajaran keahlian DKV termasuk disitu (Gambar, Sketsa, Seni rupa, Wawasan Seni Desain, dll.) Mengapa masih sulit dan masih jarang dan bahkan beberapa Buku Keahlian DKV tidak ada saya temukan.

Yang kedua, terkait dengan PSG (Pembelajaran Sistem Ganda) di SMK, yang banyak kita sebut dengan PKL (Praktik Kerja Lapangan), apakah bisa sekolah membuat kebijakan atau aturan sendiri karena SMK Pesantren Darul Dakwah berbeda dengan SMK di luar, apalagi di masa Pandemi seperti ini?

Yang terakhir saya bertanya, sebenarnya untuk saat ini dengan melihat peluang kedepan, apakah lulusan SMK memang disiapkan untuk siap kerja apa untuk melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi?

Setelah selesai memberikan pertanyaan, beliau langsung menjawab dengan kerendahan hatinya. Untuk poin pertama, terkait buku. Sebenarnya di SMK sendiri di Indonesia sudah sangat banyak jurusannya, sehingga pemerintah dalam hal ini melalui Kemendikbud hanya menyediakan kompetensi inti dan dasar (KIKD), dengan KIKD tersebut beliau berpesan kepada saya untuk mengembangkan menjadi sebuah modul yang sesuai dengan sekolah, siswa dan kebutuhan masyarakat/industri. Jika disana terdapat Buku atau Modul jurusan tertentu sudah ada, bisa jadi itu adalah hasil dari MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Karena dengan adanya kelompok itu akan terjadi yang namanya diskusi dan sharing pendapat bagaimana membuat suatu buku atau modul untuk keahlian atau pelajaran tertentu.

Poin kedua terkait PKL, saat ini memang sebenarnya masih belum dibolehkan aktifitas belajar mengajar tatap muka, akan tetapi untuk siswa yang SMK dan mengikuti kegiatan PKL perlu dibekali dan diberi wawasan tentang dunia industri, berbeda dengan magang mahasiswa yang bisa dilakukan dengan membiarkan mahasiswa untuk mencari sendiri tempat magang, membuat surat sendiri hingga magang sesuai dengan keinginan. Di SMK berbeda, umumnya mereka masih remaja dan belum matang, harus ada bimbingan lebih dan bekal yang cukup sebelum terjun ke dunia industri. Mengapa demikian? Jika sekolah tidak membekali dan membimbing di awal, kemungkinan adanya ketidaksiapan dan ketidakmampuan siswa dalam mengikuti kegiatan PKL dan itu justru malah tidak membantu industri berkembang atau maju bahkan bisa menggangu dan merugikan industri itu sendiri.

Yang terakhir beliau menyampaikan bahwa sebenarnya lulusan SMK disiapkan untuk siap bekerja. Mereka di SMK memiliki kegiatan yang lebih ke Praktik ketimbang Teori, mereka lebih ke Action yang didalamnya terdapat nilai keterampilan dan keahlian yang tidak ditemukan di SMA. Sehingga lulusan SMK nantinya memang diharapkan bisa dan kompeten saat memasuki dunia industri. Untuk mereka yang ingin melanjutkan studi ke tingkat lebih tinggi juga disediakan dan bisa. Beliau juga mengingatkan lulusan SMK ya juga bisa melanjutkan kuliah bahkan bisa ke sekolah negara (STAN, IPDN, Polisi, TNI dsb.) Jadi untuk masa depan lulusan SMK Pesantren Darul Dakwah diharapkan dan insya Alah bisa menjadi orang apalagi dibekali dengan Ilmu Agama dari pondok.

Kesimpulannya dari workshop kurikulum tahun ini, Bapak Abdullah Irokhi mengingatkan kembali bahwa seorang guru adalah tumpuan garda terdepan dalam menyiapkan generasi bangsa. Guru juga memiliki kesempatan amal jariyah hingga akhirat, sebagai pesan Rasulullah, bahwa setiap orang yang mati akan terputus amalnya kecuali 3, yaitu :Anak yang Sholeh Sholehah, Shodaqoh jariyah dan Ilmu yang bermanfaat. 3 poin ini sangat dekat sekali dengan profesi guru. Bagaimana menjadi seorang guru yang Sholeh yang tidak hanya mendoakan orang tuanya tapi juga murid dan gurunya. Bagaimana juga seorang guru yang mungkin dengan penghasilan yang secukupnya tapi masih mampu bersodaqoh menyisihkan hartanya untuk beramal karena Allah dan terakhir bagaimana seorang guru tentunya memberikan ilmu yang bermanfaat kepada banyak orang. 3 poin penting ini menjadi reminder pengingat untuk saya agar selalu memperbaiki diri menjadi guru yang baik. Tak lupa saya juga sangat berterima kasih kepada Bapak Abdullah Irokhi, sudah meluangkan waktunya untuk sharing dan berbagi, saya sangat respect dan menghormati bapak. Semoga bapak sehat selalu dan dalam lindungan Allah doa saya melalui blog ini.

Dan,

Mungkin ini yang bisa sampaikan kali ini, Semoga sharing saya melalui tulisan ini bisa membuka wawasan pembaca semua, baik itu seorang santri, siswa, orang tua, guru dan siapapun semua yang peduli dengan pendidikan. Semoga bermanfaat dan Monggo silahkan tuliskan Komentar jika ingin sharing dan diskusi terkait dengan desain, sekolah maupun pesantren.

Terima kasih, dan
Salam Santri Desainer