Jogjakarta...
“ ntar lagi aku nyampek nih, kamu dimana”
ketikku di sms hp yang sudah usang, kukirim pesan itu pada teman ku yang berjanji akan menjemput setibanya aku distasiun lempuyangan
hari ini, perjalanan menuju kesuksesanku tak lain lagi menuju kekota istimewa ini, ya Yogyakarta, inginya aku bertemu dengan sahabat ku ketika mondok di pesantren dahulu, teman yang sekarang bersama sama melewati masa perkuliahan, teman yang ingin menggapai cita cita, teman yang ingin berjumpa dengan yang lainya. Ya akulah orang yang ingin bertemu dengannya, walaupun ada satu alasan yang dirahasiakan kedatanganku ke kota ini lagi, hehehe...
Lelah rasanya aku duduk setengah harian di kereta, ku gerakkan badanku dan tanganku ke arah samping kanan dan kiri, kulihat orang mulai turun di stasiun terakhir, Sri Tanjung, kereta inilah yang menjadi tumpangan perjalanan kesuksesanku dari Surabaya menuju Djogjakarta.kulangkahkan kaki ini keluar menuju pintu gerbang, kucari seorang sahabat yang telah menantikanku, yang menungguku. Dengan celana sebetis dan berkaos biasa dia terlihat tampak belum berubah, hilal, dia menjumpai dengan senyumnya yang sangat khas dan mengingatkanku akan satu hal, Tari...
Obrolan terjadi diantara kami, dalam perjalanan ke kosannya ku ceritakan tentang kejadian ku yang menarik di kreta Sri Tanjung. Seperti biasa, aku tidak duduk sesuai dengan tiket meskipun ada tempat duduk, tapi rasanya lebih asik berpindah pindah ke tempat yang lain, dengan menyapa dan bertemu berbagai orang, aku lebih merasa senang dan lebih bisa hal hal yang baru. Seorang ibu menggendong anak bayinya yang hendak pergi ke jogjakarta juga, dalam perjalananku, anaknya tersebut menangis dan terlihat meminta makan yang paginya belum diberikan ASI oleh ibunya. Lagu lagu anak dan islam dinyayanyikan ibu itu pada anaknya, berharap bisa menenangkan dan membuatnya diam dari tangisnya. Aku duduk di depannya pun menjadi mengarah pada mereka. Sesekali pikiran dulu datang, aku membayangkan ketika aku seumur bayi itu, seumur masih anak anak , aku dibawa ke daerah bandung dengan kereta dengan ibuku. Aku juga berpikir, bagaimanakah keadaanku waktu itu? Apa perasaan bundaku waktu aku menangis di gerbong? Apa yang di omongkan penumpang lain dengan suara kebisingan ku? Sesaat bayi itu diam ketika melihat makanan yang diambil ibunya, akupun tersenyum.
###
“ tag, besok ada seminar di UGM, mau ikut nggak?” tanya ikhlas waktu aku tiba di kosanya
“ emh... gimana ya? Bayar berapa?” tanyaku padanya
“10.000 aja Cuma, gimana?”
“ ya sudah aku maulah, pikir pikirku buat nambah pengalaman klas”
“OK, besok jam 8 dimulai, jangan lupa kau...” bilangnya padaku
Pagi ini, dimana awal aku menghirup udara pagi kota jogjakarta, tepatnya di daerah jalan Nologaten, sebuah tempat, dimana kosan hilal kutempati kemarin. Maka masih terasa mengantuk berat,belum lagi dari tempat tidur tapi badan ini tak ingin lagi berbohong untuk tidur lagi. Tiba tiba ku menerima sms...
“hey... Ayo kau jadi gak ikut? Dah jam 7 nih”
Ingin rasanya meneruskan tidur,antara sadar dan tak sadar pun aku ingat perkataan yang ku bilang kemarin, aku ingin menghadiri seminar itu. Wa;aupun beratku paksakan kucoba bangun dan ku gerakkan badan ku. Segera bersiap dan bergegas lah, tak lupa kemeja biru andalan ku, yang sering dipakai untuk perkuliahan ku gosok dengan setrika, yahh setidaknya seminar ini aku bisa tampil rapi. Aku hanya ingin kali ini aku mendapatkan ilmu dari seminar nantinya.
“ bu... mase izin dulu ya, hari ini ikut seminar di UGM” sms ku singkat pada bunda ku d Medan
“ seminar apa? Sama siapa? Tentang apa?” tanyanya setelah beberapa menit
“ tentang pendidikanlah, sama buku catatan harian...”
“ semoga dapat ilmu yang bermanfaat”
Baju sudah rapi, badan sudah wangi, rambut sudah berdiri, tinggal aku dan ikhlas belum datang menghadiri, masih dalam perjalanan menyusuri gang gang jogja. Bus kota yang jadi andalan pun tiba, bus yang menemani penumpang dalam mengantarkan ketujuaannya masing masing. UGM, ya kali ini di auditorium fakultas teknik pertanian diadakanya seminar itu, seminar yang akan di isi oleh seorang yang besar,seorang yang mempunyai bagian penting dalam menjalin hubungan antara Jepang dan Indonesia, orang yang telah bersalaman dengan Ir.Soekarno di usia sangat muda, 20 tahun, karerna sedang mempelajari bahasa Indonesia dan memahaminya dengan sangat baik di Jepang.
“mas; tempat seminar hari ini dimana ya?” tanya ikhlas
“ wah kurang tahu saya mas... coba tanya saja di sebelah sana” sambil menunjuk ke arah auditorium
“oh...makasih yah mas”
Heran, berkali kali ikhlas menanyakan pertanyaan yang sama pada setiap yang ditemuinya.mengapa? padahal dia sudah tahu dimana seminar diadakan, tapi masih saja dia menanyakan hal itu sampai tibanya kami di depan pintu masuk.
“itulah tag... aku kayak gitu biar bisa belajar lebih percaya diri, biar aku itu lebih bisa ngomong di depan orang, mau cantik mau jelek, mau mbak mau mbok, yang penting aku berani” jelasnya waktu mau antri pendaftaran seminar
###
“ maaf mas... kursinya tinggal satu lagi ini yang sisa, gimana” tawar salah seorang panitia pada kami
(aku dan ikhlas saling berpandangan...)
“ oh my god...” ucapku sambil memegang kepala
Waktu memang menunjukkan pukul 08.43. sudah tidak dipungkiri lagi, kehadiran kami memang sudah terlambat dari jadwalnya, biasa jam karetnya indonesia memang seperti itu, aku pun baru terasa malu kejadian ini yang membuat aku terpukul, sedih bercampur lucu saja aku merasakan pagi itu, rasanya tidak percaya kedatangan kami berdua hanya disambut dengan banggu sisa satu. Sesal yang terasa dalam hati, membuat kami ingin melangkah pulang kembali, tapi...
Ada satu hal yang menarik disini, ntah mengapa pikiran ku mulai nyeleneh, pikiran yang tadinya putus asa karna mendapat hadiah sisa bangku satu, kini mulai lain. Aku lihat wajahnya, aku lihat gaya jalanya, aku lihat lagi dan lagi kemudian
“gimana ni klas? Masak kita pulang? Ayo lah balik lagi, kalau emang nggak ada bangkunya duduk dibawah pun mau aku nih, jauh jauh aku dari ITS Surabaya, masak nggak bawa apaapa” ujarku menyemangatinya
“gimana ni klas? Masak kita pulang? Ayo lah balik lagi, kalau emang nggak ada bangkunya duduk dibawah pun mau aku nih, jauh jauh aku dari ITS Surabaya, masak nggak bawa apaapa” ujarku menyemangatinya
Tampak kelihatan yakin dan ingin mencoba lagi, dia pun langsung pergi. Ku ikuti dari belakang hingga tiba di depan panitia tadi.
###
“ 20000 ribu mas, silahkan isi disini absenya”
Ternyata masih ada bangku yang banyak kosong, panitia menawarkannya meskipun harga masuk dinaikkan 2x lipat, yang sebenarnya 10.000. Tak sabar ingin segera masuk. Seorang berambut putih dari tadi telah berbicara, setidaknya dia telah mengisi setengah dari seminarnya. 2 bangku kosong ada di depan, segea kuikuti ikhlas yang memang hobinya selalu duduk pualing depan. Tapi, bukan dia inti dari seminar ini, dia hanya menerangkan keadaan daerah di Jepang sana, akan tetapi kehadiran bapak Ueno Katsujiro lah yang di tunggu peserta seminar pagi itu. Kurang lebih 500-600an menghadiri seminar tentang hubungan Jepang Indonesia, dan Pentingnya menulis buku harian 10 tahun...
Dalam seminarnya, Bapak Ueno menceritakan awal mulanya mengapa dia sangat ingin mempelajari bahasa indonesia, bahasa yang belum banyak diketahui dunia luar, khususnya di Tokichi , nama suatu daerah di Jepang. Awalnya orang banyak yang mengata-ngatai beliau, banyak yang menyepelekan, banyak yang menilai dia tidak ada gunanya mempelajari bahasa tersebut. Tapi dia yakin, dia tidak salah, dan dia menganggap orang lain itu hanya belum tahu nahwa pentingnya memahami dan mempelajari bahasa negara lain, sebagai rasa tanda peduli dan menjalin hubungan dengan negara yang lain.
Tidak tinggal diam, dia pun memamerkan salah satu uang yen, di sana dia menunjukkan bahwa ada gambar seorang yang sangat berpengaruh pada negara jepang, orang itu berpesan:
1. Hal yang paling bahagia dan terpuji adalah orang yang memiliki pekerjaan yang sangat disukainya seumur hidup
2. Hal yang paling sengsara adalah orang yang tidak terpelajar (sekolah/pendidikan)
3. Hal yang paling menyedihkan adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan
4. Hal yang paling terburuk adalah orang yang iri hati pada orang lain
5. Hal yang paling mulya adalah orang yang sering melayani orang lain
6. Hal yang paling indah adalah orang yang memiliki rasa cinta,dan
7. Hal yang paling tidak menyenangkan adalah BERBOHONG
Setidaknya ada catatan yang sangat menarik dalam seminar pak Ueno, dia menanyakan kepada para peserta seminar, “apakah kewajiban negara pada rakyatnya?”. Salah seorang peserta menjawab bahwa kewajibanya adalah cinta tanah air, tapi jawaban itu tidak berlaku di Jepang. Ada 3 kewajiban yang harusnya kita contoh dan meniru, yaitu:
1. Rakyat harus mendapatkan PENDIDIKAN
2. Rakyat harus BEKERJA, dan
3. Rakyat harus membayar pajak
Ini lah 3 hal yang sangat menarik, sebelumnya dia menegaskan ada satu kalimat yang diucapkanya dengan suara lantang pada peserta seminar, dia memohon dan sangat meminta agar dicatat dan di ingat oleh peserta, kalimat yang mungkin hanya biasa, akan tetapi mungkin memberi efek yang sangat luar biasa. Dengan nada dan logat agak yang kurang jelas, karna dia memanh asli orang Jepang
“Catatlah dalam buku harianmu, hingga 10 tahun, kelak kamu akan menemukannya. Menyenangkan,menyedihkan,dan masa depan adalah 3 hal yang dapat kamu tulis dalam harianmu”
“TIDAK ADA YANG MEMBEDAKAN ANTARA MANUSIA, KEBIASAAN BERSIKAPLAH YANG MEMBEDAKAN ANTARA KITA”
Tak terasa waktu juga yang telah memisahkan pak Ueno dengan peserta, dengan memberikan satu buku “UD”, buku catatan 10 tahun harianya, pada salah satu guru sekolah di Jogjakarta, yang mempunyai keinginan menjadi motivator dan guru teladan yang baik dan mempunyai tujuan. Dan 3 baju kaos yang berslogan “HARI INI,BESOK,DAN HARI MINGGU” pada 3 peserta yang beruntung setelah memainkan permainan adu suit ala Jepang bersama beliau langsung. Berakhirnya acara bapak yang diwakili Dikbud pun memberikan cendramata berupa replika apik andong khas Jogjakarta, sebagai salam hangat untuknya
###
“tag... gimana? Apa aja yang sudah kau dapat dengan 20000mu?” tanya ikhlas ketika sedang duduk di bis
“wah kuar biasa klas, 20000 gak ada artinya sama ilmu yang ku dapat hari ini, ohya ntar malam aku nggak mau tidurlah sebelum nulis tentang hari ini” balas ku sambil memakan kue sisa seminar tadi
“hahaha, luar biasa kau tag” sambil tersenyum
Ya inilah pengalaman ku hari ini, walaupun kurang lengkap, karena aku tidak membawa catatan waktu seminar, yaaa dengan hp etouch, seadaanya dan yang kuanggap yang paling pentinglah yang kucatat, tapi rasanya itu semua pasti akan lebih manis dan bermanfaat jika sudah kutulis dan berbagi kepada yang lain
Terima kasih
Djogjakarta 070712
01.41
0 Komentar