Santri juga bisa

RESUME BUKU ISLAMI

RAHASIA SHALAT

BAGI PENYENBUHAN FISIK DAN PSIKIS

PENULIS: IMAM MUSBIKIN

NAMA: ESTUADI TATAG RAMADHAN

NRP: 3411100067

MATA KULIAH UMUM AGAMA ISLAM

UPMB KELAS 4

JURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rabbil’alamin.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Dialah yang telah memberi kita banyak nikmat, sejak dari nikmat rezeki, kesehatan, kesempatan, maupun kekuatan untuk selalu mengabdi kepada-Nya, serta kemudahan-kemudahan. Salah satu kemudahan yang Dia berikan adalah berupa keringanan dalam mengerjakan shalat fardhu yang pada mulanya berjumlah 50 kalidalam sehari semalam menjadi (hanya) 5 kali saja. Di samping itu, Dia pula lah yang telah berfirman bahwa, “Aku tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang dia usahakan dan ia mendapatkan siksa ( dari kejahatan) yang dia kerjakan.(QS. Al-Baqarah:286).

Shalawat serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad saw. Beliaulah suri tauladan yang terbaik buat kita semua (QS.Al-Ahzab:21), yang pernah bersabda, Shallu kamaa ra-aitumuniy ushally. “Shalatlah kalian seperti (yang) kalian saksikan (ketika) aku (sedang) shalat.” (HR.Bukhari)

Selebihnya, sebelum mengakhiri pengantar ini, izinkan saya untuk mengaturkan terima kasih kepada bapak Saifulloh. Beliaulah yang telah banyak memberikan masukan dan pelajaran bagi saya dalam mata kuliah agama islam. Do’a saya, semoga jerih payah dan masukan-masukan yang beliau berikan tercatat sebagai amal soleh yang terus mengalir hingga kelak di yaumil qiyaamah. Allahumma amin.

Rabbana wa taqabbal du’a. Walhamdulillahi rabbil’alamin

Wassalam

Surabaya, 23 Desember 2011 M.

Estuadi Tatag Ramadhan

RESUME

Saya akan memberikan sedikit pengertian dalam buku ini, yang mana kebanyakan orang belum mengetahui kiat-kiat rahasia shalat, khususnya dalam hal penyembuhan fisik dan psikis. Di dalam buku ini Penulis mencoba menuliskan beberapa pendapatnya dalam menanggapi pelbagai masalah yang ada dalam hal penyembuhan fisik dan psikis tersebut, dengan disertai dalil-dalil yang kuat dan beberapa contoh yang telah dialaminya, membuat buku ini menjadi barang yang penting bagi khalayak seperti kita.

Di dalam buku ini terdiri beberapa Bab yang dibahas , yaitu:

· Bab 1: Merasakan Nikmat dalam Shalat

· Bab 2: Resep Ketenangan Jiwa

· Bab 3: Raihlah Ikhlas dan Khusyu’ dalam Shalat

· Bab 4: Shalat Tidak Ikhlas Memicu Datangnya Penyakit

· Bab 5: Pikiran Tenang Membantu Proses Penyembuhan

· Bab 6: Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Prilaku dan Kesehatan Badan

· Bab 7: Menumbuhkan Sikap Optimis Melalui Shalat

· Bab 8: Memberantas Kanker dengan Shalat

· Bab 9: Aspek-aspek Terapeutik dalam Shalat

· Bab 10: Nilai-nilai terapeutik Shalat Berjama’ah

Manusia yang bersifat unik dan holistik diperlukan pendekatan yang komprehensif dan bersifat individual bagi sistem klien yang salah satunya pendekatan spiritual. WHO (1984) telah merumuskan dari Dimensi sehat telah menambahkan dimensi agama (spiritual) sebagai salah satu dari 4 pilar kesehatan yaitu: kesehatan manusia seutuhnya meliputi

(a) sehat secara jasmani/fisik (biologik),

(b) sehat secara kejiwaan (psikiatrik/psikologik),

(c) sehat secara sosial, dan

(d) sehat secara spiritual (kerohanian/agama) atau dengan kata lain manusia seutuhnya adalah manusia yang beragama,

dan hal ini sesuai dengan fitrah manusia (Clinebell H, 1981).

Keempat sehat tersebut diatas diadopsi oleh The American Psychiatric Association dengan paradigma pendekatan bio-psycho-socio-spiritual. (APA, 1992).
Menurut Achiryani (1999), kebutuhan spiritual sebagai bagian dari kebutuhan manusia secara utuh hanya dapat dipenuhi apabila perawat dibekali dengan memberikan kemampuan memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan aspek spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan holistik pasien sebagai mahkluk yang utuh dan unik. Pemenuhan kebutuhan spiritual oleh pasien dan keluarga dalam mencari arti dari peristiwa kehidupan yang dihadapi termasuk karena penderitaan sakit merasa tetap dicintai oleh sesama manusia dan Tuhan.
Adapun keunggulan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual ataupun pendekatannya dalam jajak pendapat oleh David B. Larson dan Mr. Constance P. B didalam karangan Imam Musbikin (2003), ditemukan bukti bahwa faktor keimanan memiliki pengaruh yang luas dan kuat terhadap kesehatan. Dalam tesisnya, the Faith Factor: Annotated Bioliography of Chemical Research on Spiritual Subject, mereka menemukan bahwa faktor spiritual terlibat dalam peningkatan kemungkinan tambahnya usia harapan hidup, penurunan pemakaian alkohol, rokok dan obat penurunan kecemasan, depresi dan kemarahan, penurunan tekanan darah, dan perbaikan kualitas hidup bagi pasien kanker serta penyakit jantung. Menurut Dadang Hawari (2002), berbagai penelitian tentang hubungan antara komitmen beragama dan kesehatan menunjukkan adanya hubungan yang bermakna diantara kelompok yang menjalankan ibadah keagamaan dan kesehatan. Secara umum dapat dikemukakan dalam studi komprehensif dari 200 penelitian epidemiologik diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara agama dan kesehatan (Imam Musbikin, 2003 : 40).


Pendekatan spiritual merupakan pendekatan dari terapi pengertian 4 dimensi sehat, adapun suatu pendekatan tanpa pendekatan spiritual pasien akan merasa bahwa dirinya tidak dibutuhkan lagi didunia atau juga mengalami perubahan perilaku yang maladaptif seperti klien merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah mendengar hasil pemeriksaan mungkin saja menderita distress spiritual (Aciryani S Hamid, 1999, hal.20). Karena pentingnya peranan spiritual atau agama ini bagi diri seseorang maka tak heran bila seorang sejarawan Inggris, Arnold Toynbee didalam karangan Imam Musbikin (2003) mengatakan bahwa “krisis yang dialami oleh orang-orang Eropa pada zaman modern ini disebabkan oleh karena kemiskinan spiritual, yang jalan menyembuhkannya tiada lain kecuali kembali pada agama.”


Menurut James Skinner didalam karangan Imam Musbikin (2003) menegaskan, bahwa manusia modern, sistem pertahanan otaknya diaktifkan oleh stres. Tiga penyebab stres yang paling berbahaya adalah percekcokan rumah tangga, ketidakpastian kerja, dan perasaan kehilangan. Sebagaimana dinyatakan oleh Achiryani (1999), bahwa pada saat mengalami stres, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit klien yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti.


Fase Acceptance (penerimaan) adalah fase dimana klien mencapai tahap ia tidak merasa depresi maupun marah terhadap “nasibnya“ dan selalu mengekspresikan perasaannya, kecemburuannya akan kehidupan dan kesehatan. (Kubler-Ross, 1969, hal.134). Klien dalam fase acceptance akan membuat rencana-rencana setelah sembuh atau telah melewati tahap-tahap yang dilaluinya. Pendekatan spiritual berperan penting dalam mengekspresikan perasaan dan memberikan kenyamanan bagi klien. Penerimaan keadaan sakit klien akan mendorong individu tersebut akan lebih dekat dengan Tuhan dan menerima penyakitnya sebagai cobaan dari Tuhan.

Menurut ulama ISLAM, paling sedikitnya ada 5 tujuan ALLAH mendatangkan penyakit pad manusia yaitu :

1. agar manusia menyadari bahwa dirinya itu lemah

2. sehebat apapun manusia, dia tidak akan mampu menolak ketentuan ALLAH.Kesadaran akan hal ini dapat menekan ke-AKU-an sehingga bisa merendahkan diri dihadapan ALLAH dengan bukti patuh pada aturanNYA.

3.Untuk menghapus dosa atau mengangkat derajat manusia itu.

4.sebagai latihan agar kita tidak shock bila menerima ujian yang lebih berat lagi.

5.untuk menumbuhkan sikap tolong menolong.

***

PENUTUP

Selesainya saya tulis tugas Resume tentang buku Rahasia Shalat bagi Penyembuhan Fisik dan Psikis, tentu saja sangat membahagiakan saya. Sebab selain menambah ilmu saya dalam menulis dan menambah wawasan saya terhadap hikmah yang terkandung dalam shalat, Dengan mengaharapkan ridho Allah SWT dalam pembuatan resume ini, dan dengan niat ketulusan hati yang ikhlas, besar harapan tulisan ini bukan hanya untuk sebagai tugas saja, dan agar tulisan ini juga mampu memberikan manfaat yang berguna bagi pembaca sekalian.

Demikianlah pernyataan dari saya saat hampir mengakhiri tulisan ini, kurang lebihnya saya mohon maaf, yang benar datangnya dari Allah Swt, dan yang salah pasti datangnya dari saya.

TENTANG PERESUME

Estuadi Tatag Ramadhan, lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Februari 1994. Kegemaranya dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler, seperti: kaligrafi, menggambar, pramuka, dan olahraga badminton setidaknya mulai tumbuh setelah melewati masa SD nya. Mahasiswa semester pertama ini sekarang dalam studinya di jurusan Desain Produk Industry Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Sebelum memasuki masa perkuliahan tahun 2011, ia telah menempuh masa hidupnya secara mandiri kurang lebih selama enam tahun di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah Medan (2005-2011). Sekarang ini selain aktif dalam kegiatan jurusan, ia masih terus menggeluti dunia ilmu kepesantrenannya dan masih juga aktif dalam kepenulisan. Karena itu, mudah-mudahan dalam waktu dekat karya-karyanya dan prestasi-prestasinya akan semakin sukses dan bermanfaat untuk orang lain. Allahumma Amin…

***

Email: arter.alexandria@gmail.com

Blog: arteralexandria.blogspot.com

Contact person: 0857 61 793 792